KATA PENGANTAR
Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah
SWT, yang atas rahmat-Nya, kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “PERKEMBANGAN BUDAYA INDONESIA” yang dilakukan guna memenuhi tugas Mata
Pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH).
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih
banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi,
mengingat akan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki kami. Untuk itu kritik
dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.
Kami
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian Makalah ini terutama Bapak Dudi Sugianto S.sos.I yang telah
membimbing kami dalam penyusunan Makalah ini.
Kami berharap semoga Makalah ini dapat
memberikan informasi yang dibutuhkan dan semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Amin.
Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI………………………………………………………………...……ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah bangsa yang majemuk,
terkenal dengan keanekaragaman dan keunikannya. “Kebudayaan yang dimiliki oleh
bangsa Indonesia merupakan kebudayaan yang majemuk dan sangat kaya ragamnya.
Perbedaan yang terjadi dalam kebudayaan Indonesia dikarekan proses pertumbuhan
yang berbeda dan pengaruh dari budaya lain yang ikut bercampur di dalamnya”.
(Kong Fu Tse, 1970). Di setiap budaya tersebut terdapat nilai-nilai sosial dan
seni yang tinggi. Seiring dengan masuknya era globalisasi saat ini, turut
mengiringi budaya-budaya asing yang masuk ke Indonesia.
Negara Indonesia mempunyai norma-norma
yang harus dipatuhi oleh masyarakatnya. Setiap butir norma memiliki peranan
masing-masing dalam mengatur hidup manusia (Soekamto, 1984). Norma merupakan
suatu ketetapan yang ditetapkan oleh manusia dan wajib dipatuhi oleh masyarakat
dan memiliki manfaat positif bagi kelangsungan hidup khalayak.
Pada kondisi saat ini, kebudayaan mulai
ditinggalkan bahkan sebagian masyarakat Indonesia malu akan kebudayaannya
sebagai jati diri sebuah bangsa. Hal ini mengakibatkan hilangnya keanekaragaman
budaya Indonesia secara perlahan-lahan, yang tidak terlepas dari pengaruh
budaya.
Generasi muda termasuk mahasiswa di
dalamnya, baik disadari atau tidak memegang amanah dalam menjaga kelestarian
keanekaragaman budaya yang dimiliki oleh Indonesia. Dalam menjaga kelestarian
budaya Indonesia tersebut banyak cara yang dapat dilakukan sesuai dengan
kemampuan dan batasan-batasan yang ada.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana dampak kebudayaan yang ada di
Indonesia baik secara negatif maupun positifnya serta bagaimana perkembangan
kebudayaan di Indonesia.
C. Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui Perkembangan Budaya Indonesia
2.
Untuk Mengatahui Perbedaan antara Kebudayaan dan Peradaban
3.
Konsep nilai dan sistem nilai budaya
4.
Dampak Positif dan Negatif Dalam
Kebudayaan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perkembangan budaya Indonesia
Perkembangan budaya indonesia saat ini
sudah mulai terkikis perlahan-perlahan seiring dengan perkembangan zaman yang
lebih maju dan modern, saat ini banyak masyarakat secara perlahan meninggalkan
budaya local atau tradisional dan lebih memilih budaya yang lebih modern. Ini
terjadi karena adanya proses perubahan social seperti Akultursi dan Asimilasi.
Akulturasi adalah proses masuknya kebudayaan baru yang secara lambat laun dapat
diterima dan diolah dengan kebudayaan sendiri, tanpa menghilangkan kebudayaan
yang ada.
Asimilasi adalah proses masuknya
kebudayaan baru yang berbeda setelah mereka bergaul secara intensif, sehingga
sifat khas dari unsur-unsur kebudayaan itu masing-masing berubah menjadi
unsur-unsur kebudayaan campuran.
Sebagai contoh adalah batik hasil dari
budaya indonesia, batik tersebut belakangan ini termasuk bahan-bahan yang
diminati oleh masyarakat luar. Muncul trend ini dikarenakan batik telah
diresmikan bahwa batik tersebut telah ditetapkan oleh UNESCO pada hari jumat
tanggal 02 oktober 2009 sebagai warisan budaya indonesia, dan hari itulah
ditetapkannya sebagai hari batik nasional.
B. Perbedaan antara kebudayaan dan peradaban
1. Kebudayaan
Kebudayaan dan peradaban memang merupakan
aspek-aspek kehidupan sosial manusia yang memiliki sedikit perbedaan tapi dari
perbedaan tersebut dapat diambil jalan tengah yaitu peradaban dan kebudayaan
adalah dua aspek dalam kehidupan manusia, ada hubungan timbal balik antara
keduanya. Sebagaimana hubungan antara aspek spiritual, mental dan material
dalam diri manusia. Kebudayaan ataupun peradaban, mengandung pengertian yang
luas, meliputi pemahaman perasaan suatu bangsa yang kompleks, meliputi
pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat (kebiasaan), dan
pembawaan lainnya yang diperoleh dari anggota masyarakat.
Kata “kebudayaan” berasal dari kata
Sansekerta buddhayah, ialah bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau
akal. Demikian kebudayaan itu dapat diartikan “ hal-hal yang bersangkutan
dengan budi dan akal”. Ada pendirian lain mengenai asal dari kata kebudayaan
itu, ialah bahwa kata itu adalah suatu perkembangan dari majemuk budi-daya,
artinya daya dan budi, kekuatan dari akal. Adapun istilah inggrisnya berasal
dari kata Latin colereyang berarti “mengolah, mengerjakan”, terutama mengolah
tanah atau bertani . Dari arti ini berkembang arti culture sebagai segala daya
dan usaha manusia untuk merubah alam.
2. Peradaban
Adapun istilah peradaban dapat kita
sejajarkan dengan kata asing civilization . Istilah itu biasanya dipakai untuk
bagian-bagian dan unsur-unsur dari kebudayaan yang halus dan indah, seperti :
kesenian, ilmu pengetahuan, serta sopan-santun dan sistem pergaulan komplex
dalam suatu masyarakat dengan struktur yang komplex. Sering juga istilah
peradaban dipakai untuk menyebut suatu kebudayaan yang mempunyai sistem
teknologi, seni bangunan, seni rupa, sistem kenegaraan dan ilmu pengetahuan
yang maju dan komplex.
C. Konsep nilai dan sistem nilai budaya
Nilai-nilai budaya merupakan nilai- nilai
yang disepakati dan tertanam dalam suatu masyarakat, lingkup organisasi,
lingkungan masyarakat, yang mengakar pada suatu kebiasaan, kepercayaan
(believe), simbol-simbol, dengan karakteristik tertentu yang dapat dibedakan
satu dan lainnya sebagai acuan prilaku dan tanggapan atas apa yang akan terjadi
atau sedang terjadi. Nilai-nilai budaya akan tampak pada simbol-simbol, slogan,
moto, visi misi, atau sesuatu yang nampak sebagai acuan pokok moto suatu
lingkungan atau organisasi.
Ada tiga hal yang terkait dengan
nilai-nilai budaya ini yaitu :
Simbol-simbol, slogan atau yang lainnya
yang kelihatan kasat mata (jelas)
Sikap, tindak laku, gerak gerik yang
muncul akibat slogan, moto tersebut
Kepercayaan yang tertanam (believe
system) yang mengakar dan menjadi kerangka acuan dalam bertindak dan
berperilaku (tidak terlihat).
Sistem Nilai Budaya, Pandangan Hidup, dan
Ideologi. Sistem budaya merupakan tingkatan tingkat yang paling tinggi dan
abstrak dalam adat istiadat. Hal itu disebabkan karena nilai – nilai budaya itu
merupakan konsep – konsep mngenai apa yang hidup dalam alam pikiran sebagian
besar dari dari warga suatu masyarakat mengenai apa yang mereka anggap bernilai
, berharga, dan penting dalam hidup, sehingga dapat berfungsi sebagai suatu
pedoman yang memberi arah dan orientasi kepada kehidupan para warga masyarakat
itu sendiri.
Nilai – nilai budaya ini bersifat umum ,
luas dan tak konkret maka nilai – nilai budaya dalam suatu kebudayaan tidak
dapat diganti dengan nilai-nilai budaya yang lain dalam waktu yang singkat.
Dalam masyarakat ada sejumlah nilai budaya yang satu dan yang lain berkaitan
satu sama lain sehingga merupakan suatu sistem, dan sistem itu sebagai suatu
pedoman dari konsep –konsep ideal dalam kebudayaan memberi pendorong yang kuat
terhadap arah kehidupan masyarakat.
D. Dampak Positif dan Negatif Dalam Kebudayaan
1. Secara garis besar kebudayaan Indonesia
Dapat kita klasifikasikan dalam dua
kelompok besar. Yaitu Kebudayaan Indonesia Klasik dan Kebudayaan Indonesia
Modern. Para ahli kebudayaan telah mengkaji dengan sangat cermat akan
kebudayaan klasik ini. Mereka memulai dengan pengkajian kebudayaan yang telah
ditelurkan oleh kerajaan-kerajaan di Indonesia.
Sebagai layaknya seorang pengkaji yang
obyektif, mereka mengkaji dengan tanpa melihat dimensi-dimensi yang ada dalam
kerajaan tersebut. Mereka mempelajari semua dimensi tanpa ada yang
dikesampingkan. Adapun dimensi yang sering ada adalah seperti agama, tarian,
nyanyian, wayang kulit, lukisan, patung, seni ukir, dan hasil cipta lainnya.
Seorang pengamat memberikan argumennya
tentang kebudayaan Indonesia modern. Dia mengatakan bahwa kebudayaan Indonesia
modern dimulai ketika bangsa Indonesia merdeka. Bentuk dari deklarasi ini
menjadikan bangsa Indonesia tidak dalam kekangan dan tekanan. Dari sini bangsa
Indonesia mampu menciptakan rasa dan karsa yang lebih sempurna.
Kebudayaan Indonesia yang multikultur
seperti itu, ketika dikaji dari sisi dimensi waktu, dapat dibagi pula
pengertiannya :
a) Pertama, kebudayaan (Indonesia) adalah
kebudayaan yang sudah terbentuk. Definisi ini mengarah kepada pengertian bahwa
kebudayaan Indonesia adalah keseluruhan pengetahuan yang
tersosialisasi/internalisasi dari generasi-generasi sebelumnya, yang kemudian
digunakan oleh umumnya masyarakat Indonesia sebagai pedoman hidup. Jika
dilacak, kebudayaan ini terdokumentasi dalam artefak/atau teks. Melihat kebudayaan dari sisi ini, kita akan
mudah terjebak kepada apa yang sudah ada itu diterima sebagai sesuatu yang
sudah baik bahkan paripurna. Ungkapan seperti kebudayaan Jawa adalah kebudayaan
yang adiluhung, merupakan contoh terbaiknya. Di sini, apa yang disebut
kebudayaan adalah dokumen teks (Jawa termasuk sastra-sastra lisan) yang harus
dijadikan pedoman kalau kita tidak ingin kehilangan ke-jawa-annya. Ungkapan:
“ora Jawa” atau “durung Jawa” adalah ungkapan untuk menilai laku (orang Jawa)
yang sudah bergeser dari teks tersebut.
b) Kedua, kebudayaan (Indonesia) adalah
kebudayaan yang sedang membentuk. Pada definisi kedua ini menjelaskan adanya
kesadaran bahwa sebetulnya, tidak pernah ada masyarakat manapun di dunia ini
yang tidak bersentuhan dengan kebudayaan dan peradaban lain, termasuk
kebudayaan Indonesia atau kebudayaan Jawa. Hanya saja ada pertanyaan serius
untuk memilih definisi kedua ini, yaitu bagaimana lalu kebudayaan kita berdiri
tegak untuk mampu menyortir berbagai elemen kebudayaan asing yang cenderung
bersifat kapitalisme? Pada saat yang sama, kebudayaan global yang kapitalistik
itu, telah masuk ke berbagai relung-relung kehidupan masyarakat “tanpa” bisa
dicegah. Kalau begitu, pertanyaannya ialah: membatasi, menolak, atau mengambil
alih nilai-nilai positif yang ditawarkan.
c) Ketiga, adalah kebudayaan (Indonesia)
adalah kebudayaan yang direncanakan untuk dibentuk. Ini adalah definisi yang
futuristik, yang perlu hadir dan dihadirkan oleh warga bangsa yang menginginkan
Indonesia ke depan harus lebih baik. Inilah yang seharusnya menjadi fokus
kajian serius bagi pemerhati Indonesia, khususnya para mahasiswa dan pemerhati
budaya.
2. Kondisi sosial budaya Indonesia
Kondisi sosial budaya Indonesia saat ini
adalah sebagai berikut :
a) Bahasa, sampai saat Indonesia masih
konsisten dalam bahasa yaitu bahasa Indonesia. Sedangkan bahasa-bahasa daerah
merupakan kekayaan plural yang dimiliki bangsa Indonesia sejak jaman nenek
moyang kita. Bahasa asing (Inggris) belum terlihat populer dalam penggunaan
sehari-hari, hanya pada saat seminar, atau kegiatan ceramah formal diselingi
dengan bahasa Inggris sekedar untuk menyampaikan kepada audien kalau penceramah
mengerti akan bahasa Inggris.
b) Sistem teknologi, perkembangan yang
sangat mencolok adalah teknologi informatika. Dengan perkembangan teknologi ini
tidak ada lagi batas waktu dan negara pada saat ini, apapun kejadiannya di satu
negara dapat langsung dilihat di negara lain melalui televisi, internet atau
sarana lain dalam bidang informatika.
c) Sistem mata pencarian hidup/ekonomi.
Kondisi perekonomian Indonesia saat ini masih dalam situasi krisis, yang
diakibatkan oleh tidak kuatnya fundamental ekonomi pada era orde baru. Kemajuan
perekonomian pada waktu itu hanya merupakan fatamorgana, karena adanya utang
jangka pendek dari investor asing yang menopang perekonomian Indonesia.
d) Organisasi Sosial. Bermunculannya
organisasi sosial yang berkedok pada agama (FPI, JI, MMI, Organisasi Aliran
Islam/Mahdi), Etnis (FBR, Laskar Melayu) dan Ras.
e) Sistem Pengetahuan. Dengan adanya LIPI
(Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) diharapkan perkembangan pengetahuan
Indonesia akan terus berkembang sejalan dengan era globalisasi.
f) Religi. Munculnya aliran-aliran lain
dari satu agama yang menurut pandangan umum bertentangan dengan agama aslinya.
Misalnya : aliran Ahmadiyah, aliran yang berkembang di Sulawesi Tengah (Mahdi),
NTB dan lain-lain.
g) Kesenian. Dominasi kesenian saat ini
adalah seni suara dan seni akting (film, sinetron). Seni tari yang dulu hampir
setiap hari dapat kita saksikan sekarang sudah mulai pudar, apalagi seni yang
berbau kedaerahan. Kejayaan kembali wayang kulit pada tahun 1995 – 1996 yang
dapat kita nikmati setiap malam minggu, sekarang sudah tidak ada lagi. Seni
lawak model Srimulat sudah tergeser dengan model Extravaganza. Untuk kesenian
nampaknya paling dinamis perkembangannya.
h) Sedang menghadapi suatu
pergeseran-pergeseran budaya. Hal ini mungkin dapat dipahami mengingat derasnya
arus globalisasi yang membawa berbagai budaya baru serta ketidakmampuan kita
dalam membendung serangan itu dan mempertahankan budaya dasar kita. Kebudayaan
Indonesia adalah serangkaian gagasan dan pengetahuan yang telah diterima oleh
masyarakat-masyarakat Indonesia (yang multi etnis) itu sebagai pedoman
bertingkah laku dan menghasilkan produk-produk kebudayaan itu sendiri. Hanya
persoalannya, ide-ide dan pengetahuan masyarakat-masyarakat Indonesia juga
mengalami perubahan-perubahan, baik karena faktor internal maupun eksternal.
3. Dampak kebudayaan Indonesia bagi masyarakat
Berikut dampak kebudayaan Indonesia bagi masyarakat, antara
lain, pengaruh positif dapat berupa :
a) Peningkatan dalam bidang sistem
teknologi, ilmu pengetahuan, dan ekonomi.
b) Terjadinya pergeseran struktur
kekuasaan dari otokrasi menjadi oligarki
c) Mempercepat terwujudnya pemerintahan
yang demokratis dan masyarakat madani dalam skala global.
d) Tidak mengurangi ruang gerak
pemerintah dalam kebijakan ekonomi guna mendukung pertumbuhan ekonomi jangka
panjang.
e)
Tidak berseberangan dengan desentralisasi.
f)
Bukan penyebab krisis ekonomi.
4.
Pengaruh Negatif berupa :
a) Menimbulkan
perubahan dalam gaya hidup, yang mengarah kepada masyarakat yang konsumtif
komersial. Masyarakat akan minder apabila tidak menggunakan pakaian yang
bermerk (merk terkenal).
b) Terjadinya
kesenjangan budaya. Dengan munculnya dua kecenderungan yang kontradiktif.
Kelompok yang mempertahankan tradisi dan sejarah sebagai sesuatu yang sakral
dan penting (romantisme tradisi). Dan kelompok kedua, yang melihat tradisi
sebagai produk masa lalu yang hanya layak disimpan dalam etalase sejarah untuk
dikenang (dekonstruksi tradisi / disconnecting of culture).
c) Sebagai
sarana kompetisi yang menghancurkan. Proses globalisasi tidak hanya memperlemah
posisi negara melainkan juga akan mengakibatkan kompetisi yang saling
menghancurkan.
d) Sebagai
pembunuh pekerjaan. Sebagai akibat kemajuan teknologi dan pengurangan biaya per
unit produksi, maka output mengalami peningkatan drastis sedangkan jumlah
pekerjaan berkurang secara tajam.
e) Sebagai
imperialisme budaya. Proses globalisasi membawa serta budaya barat, serta
kecenderungan melecehkan nilai-nilai budaya tradisional.
f) Globalisasi
merupakan kompor bagi munculnya gerakan-gerakan neo-nasionalis dan
fundamentalis. Proses globalisasi yang ganas telah melahirkan sedikit pemenang
dan banyak pecundang, baik pada level individu, perusahaan maupun negara.
Negara-negara yang harga dirinya diinjak-injak oleh negara-negara adi kuasa
maka proses globalisasi yang merugikan ini merupakan atmosfer yang subur bagi
tumbuhnya gerakan-gerakan populisme, nasionalisme dan fundamentalisme.
g) Malu
menggunakan budaya asli Indonesia karena telah maraknya budaya asing yang
berada di wilayah Indonesia.
4. Beberapa contoh perkembangan budaya
a)
Cara Berpakaian
Sekarang ini masyarakat Indonesia lebih
menyukai berpakaian yang lebih terbuka seperti bangsa barat yang sebenarnya
tidak sesuai dengan adat ketimuran bangsa Indonesia yang dianggap berpakaian
lebih sopan dan tertutup.
b)
Alat Musik
Perkembangan alat musik saat ini juga
dibanjiri dengan masuknya budaya asing, kita dapat mengambil contoh dari kebudayaan
asli betawi di Jakarta, pada saat ini sudah tidak ada lagi terdengar alat musik
Tanjidor musik khas dari tanah Betawi, saat ini yang sering kita dengar adalah
alat-alat musik modern yang biasanya menggunakan tenaga listrik.
c) Permainan Tradisional
Bahkan masuknya budaya asing juga
mempengaruhi permainan tradisional, seperti permainan gangsing atau
mobil-mobilan yang terbuat dari kayu, pada saat ini sudah jarang kita temukan,
yang saat ini kita temukan adalah produk-produk permainan yang berasal dari
Cina, seperti mainan mobil remote control yang berbahan baku besi atau plastic.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ada kondisi saat ini, kebudayaan mulai
ditinggalkan bahkan sebagian masyarakat Indonesia malu akan kebudayaannya
sebagai jati diri sebuah bangsa. Hal ini mengakibatkan hilangnya keanekaragaman
budaya Indonesia secara perlahan-lahan, yang tidak terlepas dari pengaruh
budaya luar. Generasi muda termasuk mahasiswa di dalamnya harus menjaga
kelestarian keanekaragaman budaya yang dimiliki oleh Indonesia. Jangan sampai
di saat budaya kita diambil bangsa lain, baru kita menyadari betapa bagusnya
nilai-nilai yang terkandung dalam budaya kita itu sendiri. Perkembangan zaman
dan teknologi yang semakin lama semakin canggih serta perdagangan bebas yang
telah terjadi di dunia khususnya Indonesia telah meracuni bangsa Indonesia
terhadap moral akhlak dan tatakrama pergaulan anak remaja, adat budaya
Indonesia yang dulu katanya Indonesia kaya akan budayanya kini terhapus semua
oleh yang namanya kemajuan zaman.
Pada kondisi saat ini, kebudayaan mulai
ditinggalkan bahkan sebagian masyarakat Indonesia malu akan kebudayaannya
sebagai jati diri sebuah bangsa. Hal ini mengakibatkan hilangnya keanekaragaman
budaya Indonesia secara perlahan-lahan, yang tidak terlepas dari pengaruh
budaya luar dan karakter mayarakat Indonesia yang suka meniru. Generasi muda
termasuk mahasiswa di dalamnya, baik disadari atau tidak memegang amanah dalam
menjaga kelestarian keanekaragaman budaya yang dimiliki oleh Indonesia. Dalam
menjaga kelestarian budaya Indonesia tersebut banyak cara yang dapat dilakukan
sesuai dengan kemampuan dan batasan-batasan yang ada.
Jangan sampai di saat budaya kita diambil
bangsa lain, baru kita menyadari betapa bagusnya nilai-nilai yang terkandung
dalam budaya kita itu sendiri. Perkembangan zaman dan teknologi yang semakin
lama semakin canggih serta perdagangan bebas yang telah terjadi di dunia
khususnya Indonesia telah meracuni bangsa Indonesia terhadap moral akhlak dan tatakrama
pergaulan anak remaja, adat budaya Indonesia yang dulu katanya Indonesia kaya
akan budayanya kini terhapus semua oleh yang namanya kemajuan zaman
B. Saran
Setelah diamati dampak dari masuknya
unsur-unsur budaya asing ke Indonesia,
penulis memberikan saran kepada para pembaca karya tulis ini umumnya dan
para generasi penerus bangsa indonesia
khususnya, agar mengantisipasi terhadap budaya asing yang yang masuk ke
indonesia karena budaya tersebut tidak sesuai dengan norma-norma kebudayaan
kita dan akan berdampak sangat buruk terhadap eksistensi budaya ini.
Karena budaya asing banyak terdapat
penyimpangan yang dilakukan oleh segelintir masyarakat Indonesia khususnya,
kaum para pemuda-pemudi yang mengadopsi cara hidup mereka dari berbagai budaya asing
yang masuk ke Indonesia, seperti pergaulan bebas, live style, sex bebas, dan
lainnya. Dan saran ini ditujukan kepada pemerintah agar lebih teliti lagi
menyaring budaya asing yang masuk karena akan mempengaruhi generasi yang akan
datang.